![Picture](/uploads/2/7/8/4/27845269/375480.jpg)
Menurut beberapa sumber, kaum perempuanlah yang lebih rentan tertular virus penyakit ini jika dibandingkan dengan laki-laki, hal itu dilihat dari sisi biologis dan hubungan sosial.
Kenapa kaum perempuan yang paling rentan tertular virus penyakit ini?
Bila ditinjau dari segi biologis, bentuk organ reproduksi perempuan memungkinkan lebih banyak menampung cairan sperma yang mungkin mengandung virus HIV. Kondom khusus perempuan belum dijual bebas, dan harganya juga jauh lebih mahal dari pada kondom untuk pria, serta masih kurang diminati pemakaiannya dengan berbagai macam alasan lainya.
Kaum perempuan sering kali baru memeriksakan diri dan cendrung terlambat, ketika sudah dalam kondisi sakit dan sudah pada fase AIDS. Demikian juga terkait akses informasi, ketika ada sosialisasi HIV/AIDS kerap kali yang diprioritaskan mendapatkan informasinya hanya kaum pria. Apalagi bentuk kelaminnya paling mudah dimasuki virus dari pasangannya yang ODHA. Celakanya kesadaran kaum hawa ini masih sangat kurang."Adanya ODHA yang berasal dari kalangan ibu rumah tangga karena tertular suaminya adalah menjadi bukti nyata HIV/AIDS rentan terjadi pada perempuan. Dibandingkan kaum hawa, stigma ODHA perempuan juga lebih menyakitkan. Meski tertular bukan karena perilakunya, tetap saja diskriminasi dirasakan. Salah satunya masih ada pandangan bahwa perempuan ODHA karena pergaulan bebas, suka berganti pasangan.
Pada banyak kasus, Wanita dalam kondisi hamil dapat menularkan virus Hiv kepada anaknya. Selain itu faktor lain yang timbul adalah faktor ekonomi keluarga yang mengharuskan seorang wanita berfikir untuk mendapatkan uang dengan cara instan. wanita mencari jalan pintas untuk meraih kesenangan secara ekonomi atau hanya untuk sekedar mencari sesuap nasi, dengan menjadi pelacur. Kebanyakan dari mereka akhirnya lebih memilih tinggal di kota besar dan menjadi pemuas nafsu para hidung belang. Untuk kaum laki-laki mungkin mudah untuk mencari pekerjaan kasar seperti kuli bangunan, tukang sampah dll. Namun bagi kaum perempuan sangat terbatas kesempatan yang memicu pelacuran meingkat. Wanita sangat rentan secara biologis, wanita juga rentan secara sosiologis-gender. Selain itu, hanya perempuan yang dianugerahi kodrat untuk melahirkan, yang bisa menjadi salah satu faktor yang makin memperkuat tingginya angka penyebaran virus ini di dunia.
Kondisi anatomis kaum perempuan memang lebih memungkinkan masuknya virus HIV ke dalam organ reproduksinya. Struktur panggul wanita yang berada dalam posisi ‘menampung’, serta alat reproduksi wanita yang sifatnya ‘masuk ke dalam’, memungkinkan perkembangan berbagai macam infeksi tanpa bisa terdeteksi. “Kalau sudah terinfeksi, biasanya akan lebih mudah virus HIV/AIDS masuk ke dalam tubuh wanita. Dibandingkan pria yang posisi kelaminnya ‘keluar, maka kemungkinan terjadinya infeksi pada alat vital bisa lebih dulu terdeteksi.Disamping itu, lapisan mukosa (lapisan dalam) alat reproduksi wanita juga sangat halus dan mudah mengalami perlukaan pada proses hubungan seksual. Perlukaan ini juga memudahkan terjadinya infeksi virus HIV.
Kenapa kaum perempuan yang paling rentan tertular virus penyakit ini?
Bila ditinjau dari segi biologis, bentuk organ reproduksi perempuan memungkinkan lebih banyak menampung cairan sperma yang mungkin mengandung virus HIV. Kondom khusus perempuan belum dijual bebas, dan harganya juga jauh lebih mahal dari pada kondom untuk pria, serta masih kurang diminati pemakaiannya dengan berbagai macam alasan lainya.
Kaum perempuan sering kali baru memeriksakan diri dan cendrung terlambat, ketika sudah dalam kondisi sakit dan sudah pada fase AIDS. Demikian juga terkait akses informasi, ketika ada sosialisasi HIV/AIDS kerap kali yang diprioritaskan mendapatkan informasinya hanya kaum pria. Apalagi bentuk kelaminnya paling mudah dimasuki virus dari pasangannya yang ODHA. Celakanya kesadaran kaum hawa ini masih sangat kurang."Adanya ODHA yang berasal dari kalangan ibu rumah tangga karena tertular suaminya adalah menjadi bukti nyata HIV/AIDS rentan terjadi pada perempuan. Dibandingkan kaum hawa, stigma ODHA perempuan juga lebih menyakitkan. Meski tertular bukan karena perilakunya, tetap saja diskriminasi dirasakan. Salah satunya masih ada pandangan bahwa perempuan ODHA karena pergaulan bebas, suka berganti pasangan.
Pada banyak kasus, Wanita dalam kondisi hamil dapat menularkan virus Hiv kepada anaknya. Selain itu faktor lain yang timbul adalah faktor ekonomi keluarga yang mengharuskan seorang wanita berfikir untuk mendapatkan uang dengan cara instan. wanita mencari jalan pintas untuk meraih kesenangan secara ekonomi atau hanya untuk sekedar mencari sesuap nasi, dengan menjadi pelacur. Kebanyakan dari mereka akhirnya lebih memilih tinggal di kota besar dan menjadi pemuas nafsu para hidung belang. Untuk kaum laki-laki mungkin mudah untuk mencari pekerjaan kasar seperti kuli bangunan, tukang sampah dll. Namun bagi kaum perempuan sangat terbatas kesempatan yang memicu pelacuran meingkat. Wanita sangat rentan secara biologis, wanita juga rentan secara sosiologis-gender. Selain itu, hanya perempuan yang dianugerahi kodrat untuk melahirkan, yang bisa menjadi salah satu faktor yang makin memperkuat tingginya angka penyebaran virus ini di dunia.
Kondisi anatomis kaum perempuan memang lebih memungkinkan masuknya virus HIV ke dalam organ reproduksinya. Struktur panggul wanita yang berada dalam posisi ‘menampung’, serta alat reproduksi wanita yang sifatnya ‘masuk ke dalam’, memungkinkan perkembangan berbagai macam infeksi tanpa bisa terdeteksi. “Kalau sudah terinfeksi, biasanya akan lebih mudah virus HIV/AIDS masuk ke dalam tubuh wanita. Dibandingkan pria yang posisi kelaminnya ‘keluar, maka kemungkinan terjadinya infeksi pada alat vital bisa lebih dulu terdeteksi.Disamping itu, lapisan mukosa (lapisan dalam) alat reproduksi wanita juga sangat halus dan mudah mengalami perlukaan pada proses hubungan seksual. Perlukaan ini juga memudahkan terjadinya infeksi virus HIV.